
Dari Lereng Pegunungan Ngrayun, Azizah Intan Khoirotun Nisa’ Pimpin PMII Cabang Ponorogo 2025-2026
Ponorogo — Siapa sangka, dari sebuah dusun kecil di lereng pegunungan perbatasan Ponorogo-Pacitan, lahir sosok perempuan tangguh yang kini memimpin organisasi mahasiswa terbesar di Ponorogo, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ponorogo. Dialah Azizah Intan Khoirotun Nisa’, perempuan kelahiran 7 September 2001, asal Dukuh Pakel, Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, yang resmi menjabat sebagai Ketua Cabang PMII Ponorogo periode 2025–2026.
Berasal dari wilayah yang jauh dari pusat kota dan dengan fasilitas pendidikan yang terbatas, tak menyurutkan semangat Azizah untuk terus belajar dan berorganisasi. Dengan geografis wilayah yang berbukit dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan, Azizah justru tumbuh sebagai sosok yang tangguh, cerdas, dan penuh semangat juang.
Jejak Pendidikan dan Organisasi
Azizah memulai pendidikan dasarnya di SDN 2 Mrayan (2007–2014), kemudian melanjutkan ke MTs Darul Huda Mayak Ponorogo (2014–2017), dan MA Darul Huda Mayak Ponorogo (2017–2020). Semangatnya dalam menuntut ilmu membawanya ke jenjang pendidikan tinggi di IAIN Ponorogo, mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), dan menyelesaikan S1 pada tahun 2024. Saat ini, ia tengah melanjutkan studi magister (S2) di UIN Ponorogo pada jurusan yang sama.
Tak hanya berprestasi di bidang akademik, Azizah juga aktif dalam berbagai organisasi sejak dini. Ia pernah menjabat sebagai:
- Pengurus OSIS MTs Darul Huda (2015–2016)
- Sekretaris PMR Wira MA Darul Huda (2018–2019)
- Sekretaris Ikatan Alumni Darul Huda (IKADHA) Putri (2020–sekarang)
- Wakil Ketua dan Ketua HMJ PAI IAIN Ponorogo (2021–2023)
- Co. Kaderisasi PMII Rayon Suromenggolo (2022–2023)
- Wakil Ketua Kaderisasi IPPNU Ngrayun (2022–2024)
- Ketua Kopri PMII IAIN Ponorogo (2023–2024)
- Ketua PKK Akademia Ngrayun (2021–sekarang)
Puncaknya, kepercayaan penuh diberikan padanya untuk menakhodai PMII Cabang Ponorogo selama satu periode ke depan.
Dari Pinggiran, Membuktikan Daya Saing
Kisah perjalanan Azizah menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan geografis bukanlah alasan untuk menyerah pada keadaan. Justru dari desa, Azizah menunjukkan bahwa semangat belajar dan daya saing tak kalah dengan pelajar-pelajar dari perkotaan. Ia menjadi inspirasi bahwa digitalisasi dan akses informasi di era modern membuka peluang yang setara bagi siapa pun, di mana pun mereka berada.
““Berasal dari desa bukan berarti kita tertinggal. Justru dari sanalah tekad dan mimpi besar bisa tumbuh,” ujarnya,” ungkap Azizah dalam satu kesempatan wawancara.
Sebagai generasi muda yang tumbuh di tengah arus digitalisasi, Azizah percaya bahwa kunci utama untuk terus maju adalah semangat belajar, daya juang, dan komitmen untuk berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.
Langkah Azizah Intan Khoirotun Nisa’ menjadi teladan bahwa anak desa pun bisa memimpin, bisa menginspirasi, dan bisa menjadi bagian penting dari masa depan Indonesia. Sebuah pesan kuat untuk generasi muda lainnya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
